Rabu, 10 Oktober 2012

Agama Buddha di Nusantara

Penduduk  Nusantara  mulai memeluk  Ajaran  Buddha diperkirakan sejak awal abad masehi.

Peninggalan tertua  agama Buddha di Nusantara di temukan di Kerawang Jawa Barat, di situs percandian Batujaya , yang diperkirakan dibangun paling awal sekitar abad ke 2 masehi  dan di Sikedung, pantai barat Sulawesi dalam bentuk arca Buddha dengan corak Amarawati yang diperkirakan di buat sekitar  abad ke 3  sampai  ke 5 masehi.

Agama Buddha mengalami masa keemasan di Nusantara pada rentang abad ke 8 masehi  sampai abad ke 11 masehi , pada masa pembangunan Candi Borobudur , Candi Buddha terbesar didunia. dan pada masa Kerajaan Sriwijaya.

Dalam rentang abad ke 12 sampai ke 15, agama Buddha di Nusantara telah menemukan bentuk agama Buddha dengan corak khas Nusantara, bentuk agama Buddha yang tidak ditemukan di tempat lain.

Agama Buddha yang bersatu dengan adat dan budaya Nusantara  juga dengan sistem keyakinan yang ada di Nusantara pada masa itu.

Agama Buddha yang menyatu  secara harmonis dengan berbagai sistem keyakinan dan agama di Nusantara telah memunculkan semboyan " Bhineka Tunggal Ika " berbeda beda tetapi satu 
semboyan yang ditulis oleh Mpu Tantular , seorang pujangga penganut ajaran Buddha pada masa Majapahit. 

Semboyan yang melukiskan kehidupan beragama di Nusantara pada masa itu  walaupun  terdapat beraneka ragam keyakinan dan agama tetapi semuanya berjalan dengan harmonis.

Setelah abad ke 15 , bersamaan dengan runtuhnya  kerajaan kerajaan bercorak Hindu - Buddha di Nusantara, Agama Buddha turut mengalami masa surut

Agama Buddha tenggelam dari Bumi Nusantara selama 500 tahun, bersama dengan bangunan bangunan suci dan  naskah naskah sucinya.

Meskipun selama 500 tahun penduduk Nusantara secara formal tidak lagi memeluk agama Buddha, bukan berarti agama Buddha telah hilang tanpa sisa di Nusantara.  

Ajaran dan agama Buddha masih tersimpan dibenak sebagian penduduk Nusantara yang di wariskan secara turun temurun dari leluhur penganut ajaran Buddha di Nusantara meski tidak secara formal sebagai suatu bentuk agama.

Pada abad ke 20, warisan turun temurun dari  agama Buddha  yang tenggelam 500 tahun lalu, mulai muncul kembali di bumi Nusantara. 

Semboyan " Bhineka Tunggal Ika " mulai muncul kembali  dan menjadi pemersatu Bumi  Nusantara.

Munculnya kembali kata  " Pancasila " kalimat  yang tidak asing bagi seorang penganut ajaran Buddha, kata yang sama digunakan sebagai ideologi dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia. 

Dan juga digunakannya Garuda sebagai lambang Negara, burung mitologi  dalam naskah -naskah  Hindu Buddha.












Tidak ada komentar: